Resiko usaha properti perlu dianalisa terlebih dahulu. Sebelum akhirnya kamu memilih untuk berinvestasi atau memulai usaha ini. Dengan menganalisa resiko yang akan terjadi dapat meminimalisir kerugian yang akan kamu terima.
Resiko Usaha Properti

Meskipun memiliki berbagai keuntungan, bisnis di bidang ini pun tidak terlepas dari resiko yang akan kamu terima nantinya. Sehingga sangat penting untuk mengenali apa saja kemungkinan yang akan terjadi di depan. Inilah beberapa resiko mengenai bisnis property!
1. Terjadinya Kekosongan
Ketika kamu membangun sebuah rumah atau kos-kosan maka hal yang akan terjadi adalah terisi atau kosong. Apabila terisi, tentu saja kamu akan mendapatkan pasif income dan bangunan tersebut secara otomatis akan terawatt oleh penyewa. Namun, jika tidak terisi maka abngunan pun akan kosong dna tentunya hal tersebut membuat bangunan cepat rusak.
Lantas apa saja yang membuat bangunan tersebut tidak mendapatkan penyewa, salah satunya adalah properti tersebut tidak sesuai dengan keinginan atau tidak adanya permintaan penyewaan pada lokasi tersebut. Sehingga memilih lokasi dan menentukan target market pada saat awal pembangunan itu sangatlah penting.
2. Bersifat Kurang Likuid
Seperti yang diketahui, likuid merupakan sebuah investasi yang memudahkan para investornya untuk menukar bentuk investasi dengan uang. Nah, bisnis ini ternyata tidak likuid dibandingkan dengan investasi lainnya seperti halnya, reksa dana maupun emas.
Sehingga kamu perlu memikirkan kembali resiko jangka panjang yang akan kamu terima. Dimana ada kemungkinan uang akan mengendap, sehingga kamu harus siap untuk memperoleh keuntungan dengan durasi waktu yang cukup lama. Maka, jika kamu ingin menghasilkan uang dengan cepat, sepertinya bisnis ini kurang terlalu cocok. Apabila melihat kembali resiko yang kemungkinan terjadi.
3. Memiliki Resiko Kerusakan
Kerusakan yang terjadi pada property ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti cuaca bencana, perampokan, dan hal lainnya. Tentu hal tersbeut, menjadi PR besar untukmu, paslaanya jika banguan rusak akan susuah mendapatkan penyewa.
Sehingga kamu pun harus merenovasinya dan biayanya pun bisa relative.Bisa kecil bahkan melonjak menjadi besar tergantung dari kerusakannya itu sendiri. Meskipun kamu membuat proteksi property, tetapi mitigasi risiko pun harus tetap kamu bayar.
Tentu hal tersebut pun perlu kamu pikirkan kembali, terutama jika memang tidak memiliki pendapatan cadangan lainnya. Pasalnya, jika tidak memilikinya, mau tidak mau kamu harus membayar semua kebutuhan tersebut dengan menggunakan dana dari pendapatan utama yang dimiliki.
4. Debt Gearing
Selain beberapa resiko diatas, kamu pun perlu mempertimbangkan adanya debt gearing. Hal tersebut merupakan perbandingan antara ekuitas dengan hutang yang dimiliki atas properti yang kamu miliki. Tentu semakin jauh rasio ekuitas terhadap utang, jika nilai ekuitas nya lebih tinggi dibandingkan dengan hutang maka resiko yang akan kamu terima pun semakin rendah.
Dimana rasio tersebut ditentukan oleh jumlah pinjaman dan harga beli property yang kamu terima. Sehingga pastikan, untuk menghitung terlebih dahulu berbagai kemungkinan yang ada. Sampai akhirnya kamu memutuskan meminjam dana untuk pembangunan properti yang diinginkan.
Resiko usaha properti memang tidak bisa dihindari secara 100%, tetapi hal tersebut dapat diantisipasi dengan menganalisa dana mempetimbangakn bebragia resiko yang ada. Selain itu, memasarkan properti dengan baik pun itu sangat penting. Hal tersebut dapat dilakukan melalui digital marketing maupun konvensional marketing.