Salah Satu tanda Workaholic yang paling populer adalah penggila kerja. Namun, workaholic bukanlah golongan gangguan kejiwaan, melainkan kecanduan. Untuk itu, perlunya mengulik tanda workaholic agar dapat membantu untuk mengendalikan tingkat kecanduan ini.
Aktivitas bekerja yang berlebihan dapat membuat kamu tergolong orang workaholic. Melakukan pekerjaan secara berlebihan dapat menyebabkan kamu candu untuk terus bekerja. Hal ini mendorong terjadinya workaholic yang jarang diketahui.
Tanda Workaholic
Minimnya kasus penggila kerja terjadi akibat pengetahuan mengenai workaholic yang jarang diketahui. Sehingga, banyak anggapan bahwa bekerja dengan berlebihan artinya adalah pekerja keras. Untuk itu, mari simak tanda workaholic di bawah ini agar tidak keliru.
1. Keinginan Untuk Terus Bekerja Bisa Jadi Tanda Workaholic
Bekerja merupakan kegiatan yang pasti menjadi tujuan akhir dari proses pendidikan formal. Keinginan untuk bisa bekerja di perusahaan impian menjadi harapan sebagian orang. Namun, keinginan ini dapat mendorong untuk terus menerus bekerja sampai lupa waktu.
Alih-alih mencapai tuntutan pekerjaan, justru memicu kecanduan untuk terus bekerja. Meskipun memiliki dampak positif, sebaiknya kamu bisa mengatur pekerjaan dengan baik. Sebab apabila pengaturan skala prioritas yang kurang, dapat membuat kamu terkategori sebagai orang yang workaholic.
2. Meningkatnya Insomnia
Insomnia merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang sulit untuk tidur. Penggila kerja dapat mengalami kondisi ini, bahkan sampai insomnia yang cukup parah. Pasalnya, pola tidur menjadi berantakan akibat seringnya bekerja di luar batas. Keinginan untuk bekerja membuat kamu mengurangi waktu tidur.
3. Mengabaikan Kondisi Kesehatan
Kesehatan yang menurun sebagai dampak dari tubuh yang mengalami kelelahan. Aktivitas yang berlebihan juga menjadi penyebab dari menurunnya kesehatan. Bekerja di luar porsinya dapat mengakibatkan kesehatan mental serta fisik memburuk.
4. Mengabaikan Kebutuhan Pribadi Bisa Jadi Tanda Workaholic
Terdapat banyak sekali kebutuhan sehari-hari yang perlu kamu perhatikan. Terutama kebutuhan pribadi. Atau dapat disebut suatu kebutuhan untuk diri sendiri yang biasa terpenuhi. Namun, kebutuhan ini sering diabaikan karena terlalu mementingkan pekerjaan.
Mengutamakan pekerjaan bukan berarti harus melupakan kebutuhan lain, tentunya menjadi sesuatu yang harus kamu penuhi. Keseimbangan antara pekerjaan dengan kebutuhan akan membuat kehidupan yang damai. Meskipun memiliki target yang harus dicapai, bukan berarti kamu melupakan kebutuhan diri sendiri.
5. Pekerjaan Sebagai Pengalihan Stress
Stress menjadi istilah yang menandakan seseorang sedang berada dalam keadaan tekanan tinggi. Tekanan ini bisa berdampak pada kesehatan fisik maupun mental. Banyak hal yang dapat memicu terjadinya stress, termasuk bekerja. Sebab pekerjaan dengan target tertentu dapat menimbulkan stress.
Menurut sebagian orang, bekerja dapat memicu stress. Namun, dalam situasi workaholic justru bekerja menjadi tempat pengalihan stress. Workaholic membuat kamu beranggapan bahwa pekerjaan dapat menghilangkan stress sehingga mendorong untuk terus bekerja. Namun, tanpa disadari stress dapat timbul akibat dari bekerja di luar batas.
6. Ketidakpuasan Terhadap Pencapaian
Mencapai target yang telah ditetapkan menjadi harapan setiap orang. Workaholic cenderung menginginkan kamu bekerja untuk meningkatkan pencapaian. Jika target berada di bawah pencapaian, maka akan cenderung kurang puas. Kepuasan akan dirasakan saat lebih dari pencapaian orang lain.
Keinginan yang tinggi menjadi pendorong kamu untuk terus giat bekerja meskipun harus dilakukan di luar batas. Kamu tidak akan berhenti sebelum mendapatkan kepuasaan dalam pencapaian. Hal ini memiliki sisi negatif, karena kamu lebih menghabiskan waktu untuk terus bekerja.
Demikian tanda workaholic yang wajib dikenali untuk menghindari golongan penggila kerja. Bekerja keras merupakan keharusan apabila ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk itu, menjaga keseimbangan menjadi solusi agar tidak melupakan aktivitas selain bekerja.