Materi dan Contoh Soal Matematika Part II - Hargabelanja.com

Materi dan Contoh Soal Matematika SD Part II

Diposting pada

Artikel ini hadir sebagai lanjutan dari artikel sebelumnya yang bertujuan untuk membantu Orang Tua, Bapak dan Ibu Guru dalam mendukung proses belajar anak. Bagi Anda yang sedang mencari materi lengkap dengan contoh soal Matematika SD, maka ikuti terus pembahasan berikut sampai selesai.

Perlu diingat bahwa daftar materi berikut tidak disusun berdasarkan urutan, sehingga perlu disesuaikan kembali dengan kurikulum yang digunakan. Adapun, sajian berikut hanya sebagai gambaran minimal mengenai materi apa saja yang siswa dapatkan selama duduk di bangku Sekolah Dasar mulai dari kelas 1 SD sampai dengan 6 SD.

Beberapa materi sudah dibahas dalam artikel lalu, maka selanjutnya artikel ini mengulas apa yang belum tercatat pada bahasan lalu. Baiklah, berikut adalah Daftar Materi dan Contoh Soal Matematika SD Part II.

Daftar Materi dan Contoh Soal Matematika SD (Edisi 2)

Pecahan Sederhana

Sebagaimana judul babnya, pecahan sederhana membahas mengenai pecahan sederhana, mulai dari pengenalan elemen (penyebut dan pembilang), ragam jenis pecahan hingga operasi pecahan.

Seperti yang Anda ketahui, pecahan terdiri dari pecahan biasa (murni), pecahan campuran, pecahan desimal, persen hingga permil. Masing-masing memiliki pengertian tersendiri.

Pecahan campuran misalnya, ini merupakan pecahan yang memiliki bentuk a b/c. Contohnya:  2 3/4 yang bernilai sama dengan 11/4. Komponen pecahan ini dibangun dari bilangan bulat (a) dan pecahan murni (b/c).

Adapun, pecahan desimal adalah bentuk pecahan yang hadir dengan tanda koma, contohnya: 2,5 atau o,5. Sementara, persen merupakan pecahan per seratus. Persen ditandai dengan tanda % (baca: persen), contohnya: 80% (bernilai 80/100). Di samping itu ada permil yang merupakan pecahan per seribu, contohnya 17 permil (bernilai 17/1000).

Siswa perlu mempelajari semua jenis pecahan tersebut dengan baik. Hal ini agar siswa dapat mengatasi berbagai macam permasalahan yang berkaitan dengan pecahan. Selain memahami konsep, siswa juga perlu berlatih soal agar semakin terbiasa menghitung operasi pecahan.

Selain itu, siswa dikenalkan pula dengan cara menyederhanakan pecahan. Dengan demikian, siswa tidak kesulitan untuk menyederhanakan 4/10, 6/12, 30/60 dan pecahan lainnya. Siswa juga diajari cara mengubah suatu bentuk pecahan ke dalam bentuk pecahan lain, misalnya mengubah 4/100 ke dalam persen (4%), 0,5 ke dalam pecahan murni (5/10) dan sebagainya.

Contoh Soal Matematika SD – Pecahan Sederhana

1. Jika 2% adalah 2/100 maka 50% sama dengan =…

Jawaban: 50/100

2. Jika terdapat barisan angka: 2,5, 5/10, 10/100, 60%, maka bilangan manakah yang nilainya paling besar?

Jawaban: Nilai paling besar dalam barisan tersebut adalah 2,5.

Penjelasan: Urutannya dari yang terbesar sebagai berikut: 2,560% 5/1010/100. Cara mengerjakan soal ini cukup mudah, siswa hanya perlu mengubah semua bilangan ke dalam bentuk pecahan yang sama, misalnya ke dalam pecahan desimal. Maka, hasilnya adalah:

  • 2,5 = 2,5
  • 5/10 = 0,5
  • 10/100 = 0,1
  • 60% = 0,6
Baca Ini Juga  10 Perusahaan Security Terbaik di Indonesia

Kelipatan dan Faktor

Kelipatan dan faktor juga termasuk dalam materi Matematika yang dipelajari pada tingkat SD. Biasanya, siswa mempelajari materi ini pada saat menginjak kelas 4.

Adapun, pengertian kelipatan secara sederhana adalah hasil dari perkalian bilangan itu dengan bilangan lain. Sementara, faktor adalah bilangan yang bisa membagi habis suatu bilangan. Ada 2 istilah yang perlu siswa ketahui dalam mempelajari materi ini, yakni:

KPK

Ini adalah faktor prima pada dua atau lebih bilangan. KPK memiliki aturan berikut: 1) melibatkan semua faktor prima, 2) jika ada faktor prima yang bernilai sama, maka bisa memilih yang pangkatnya paling tinggi.

Misalnya, faktor dari 10 adalah 5 x 2 dan faktor dari 25 adalah 5^2. Perhatikan bahwa keduanya memiliki faktor prima: 5. Tetapi, untuk mencari KPK maka harus memilih yang pangkatnya paling tinggi, yakni 5^2.

Adapun, karena KPK melibatkan semua faktor prima maka bilangan harus ikut. Jadi, KPK dari 10 dan 25 adalah 2 x 5^2, bukan 5^2 saja. Jadi,  10 dan 25 adalah 2 x 5^2 = 50. (catatan: simbol ^ menunjukkan pangkat)

Mengenai Contoh Soal Matematika SD tentang KPK, maka Anda bisa klik disini.

FPB

Adapun, FPB adalah faktor prima yang terdapat pada dua atau lebih bilangan. Berbeda dari KPK, FPB justru memilih pangkat yang paling kecil. FPB tidak melibatkan semua faktor prima. Dengan kata lain, FPB hanya memilih faktr prima yang terdapat di kedua (atau lebih) bilangan dan pangkatnya kecil.

Misalnya, faktor dari 10 adalah 2 x 5 dan faktor dari 25 adalah 5^2. Perhatikan bahwa faktor yang sama-sama dimiliki kedua bilangan adalah 5, sementara 2 tidak. Adapun diantara 5 dan 5^2, yang memiliki pangkat lebih kecil adalah 5. Maka, FPB dari 10 dan 25 adalah 5.

Kenapa 5? Karena 5 terdapat dalam pohon faktor 10 maupun 25. Selain itu, 5 memiliki pangkat terkecil, yakni pangkat 1. Selanjutnya, silakan menyimak Contoh Soal Matematika SD tentang FPB.

Mengukur Sudut

Materi lain yang tak kalah penting adalah mengukur sudut. Pada materi ini, siswa belajar mengukur sudut menggunakan busur derajat.  Sudut sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis, diantaranya sudut lancip, sudut siku-siku dan sudut tumpul.

Sudut lancip adalah sudut yang besarnya kurang dari 90 derajat. Adapun, sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya 90 derajat. Sementara, sudut tumpul adalah sudut yang besarnya melebihi 90 derajat.

Selain belajar mengukur sudut, siswa juga belajar mengenal sifat sudut pada beberapa bangun datar. Misalnya, jumlah sudut dalam segitiga adalah 180 derajat, jumlah sudut segiempat adalah 360 derajat dan sebagainya.

Contoh Soal Matematika SD – Mengukur Sudut

Perhatikan gambar berikut. Berapakah besar sudut ini? Ukur menggunakan busur derajat.

Baca Ini Juga  Gaji Karyawan PT Parkland World Indonesia dan Jabatannya

Contoh Soal Matematika SD

Jawaban: 90 derajat (siku-siku)

Bilangan Bulat

Selain bilangan cacah, ada pula bilangan bulat. Bilangan bulat adalah semua bilangan asli baik yang berbentuk negatif maupun yang berbentuk positif. Bilangan bulat tidak mencakup pecahan dan desimal. Beberapa contoh bilangan bulat adalah seperti 3, -3, 0, 7 dan sebagainya. Anda bisa melihat Contoh Soal Matematika SD tentang Bilangan Bulat positif dan negatif disini.

Bilangan Romawi

Selain bilangan bulat, siswa juga mempelajari tentang bilangan romawi. Disini, siswa berlatih untuk memahami lambang bilangan romawi, mampu menuliskannya serta dapat menerjemahkan bilangan romawi ke dalam bilangan biasa. Tetapi, siswa pun harus bisa mengubah bilangan biasa ke dalam bilangan romawi. Berikut adalah contoh soalnya.

Contoh Soal Matematika SD – Bilangan Romawi

1.Jika L = 50 dan V = 5 maka berapakah LV?

Jawaban: 55

Penjelasan: Karena L = 50 dan V = 5, maka LV = 55.

2.Berapakah XI?
Jawaban: 11

Penjelasan: Karena X = 10 dan I = 1 maka XI = 11.

3.Jika XX = 20 maka berapakah IX?

Jawaban: 9

Penjelasan: Karena X = 10 maka XX = 20.

Pengukuran Debit Air (Volume Per Waktu)

Materi debit air biasanya mulai dipelajari pada kelas 5 SD. Materi ini cukup mudah bagi anak-anak, namun tetap menawarkan tantangan tersendiri. Oleh karena itu, siswa perlu menyimak pembahasan dengan baik agar tidak salah memahami konsep debit air.

Secara umum, debit air dapat diartikan sebagai volume zat cair yang mengalir per satuan waktu. Jadi, debit air bermakna sama dengan kecepatan aliran cairan per satuan waktu.

Aplikasi debit air sendiri cukup banyak dalam keseharian, misalnya pada saat mengisi bak mandi, menuang air ke wadah ataupun gelas. Bahkan, aplikasi debit air bisa dijumpai pada sistem pengairan sawah.

Contoh Soal Matematika SD – Debit Air

Jika sebuah keran mengeluarkan air sebanyak 7,2 meter kubik selama 1 jam, maka berapakah debit air pada keran tersebut dalam liter/detik?

Jawaban: 2 liter/detik.

Penjelasan: Untuk mengerjakan soal ini maka siswa perlu mengubah terlebih dulu => 7,2 meter kubik => ke dalam => dm kubik. Hal ini karena 1 liter = 1 dm kubik.

Setelah diubah, maka siswa mendapatkan 7,2 meter kubik = 7200 dm kubik. Langkah selanjutnya, siswa dapat mengubah 1 jam ke dalam satuan detik. Hasilnya adalah 1 jam = 3600 detik.

Jadi, debit airnya adalah = 7200/3600 = 2 liter/detik.

Untuk melihat contoh soal debit lainnya, Anda dapat mengklik tautan berikut.

Mengumpulkan dan Mengolah Data

Selain debit, ada juga materi tentang pengumpulan dan pengolahan data yang tak kalah kompleks. Biasanya, materi ini diperkenalkan pada kelas 6 SD.

Ketelitian merupakan hal yang penting dalam mempelajari materi ini. Selain itu, kemampuan berhitung juga menjadi bekal utama agar siswa dapat mengerjakan soal dengan baik. Itu karena banyak dari soal yang berkaitan dengan data menuntut siswa untuk dapat mengerjakan operasi perhitungan cukup panjang, misalnya mengkalikan nilai yang cukup besar, menjumlahkan beberapa bilangan berturut-turut, dan sebagainya.

Baca Ini Juga  Gaji Karyawan PT Mitsuba Indonesia dan Lowongan Terbaru

Secara umum, beberapa hal yang dipelajari siswa dalam materi data adalah sebagai berikut: cara membaca, mengumpulkan dan menyajikan data hingga mengolahnya dalam bentuk tabel. Selain itu, siswa juga harus dapat menafsirkan sajian data yang mereka susun.

Meski hanya merupakan pengenalan (atau dasar) dari statistika, yakni ilmu yang berkaitan dengan data, tetapi materi ini tidak bisa dipandang remeh karena siswa kerap kesulitan memahaminya.

Contoh Soal Matematika SD – Pengolahan Data

Terdapat tabel nilai Matematika siswa SD Hargabelanja.com seperti berikut.

Nilai

Banyak Siswa

6

2

7

4

8

18

9

x

10

3

Jika x = 12 maka berapakah rata-rata (mean) nilai Matematika siswa SD Hargabelanja.com?

Jawaban: 8,25

Penjelasan: Untuk mengerjakan soal ini maka siswa perlu mengkalikan tiap nilai dengan frekuensinya terlebih dulu, kemudian dibagi dengan jumlah siswa keseluruhan (banyak data).

(6 x 2)+(7 x 4)+(8 x 18)+(9 x 12)+(10 x 3) = 12 + 28 + 144 + 108 + 30 = 322

Banyak data = 2 + 4 + 18 + 12 + 3 = 39

Maka, rata-rata nilai Matematika siswa SD Hargabelanja.com = 322 / 39 = 8,25

Sistem Koordinat

Terakhir, ada sistem koordinat yang mempelajari letak atau posisi titik pada bidang koordinat (sumbu x dan y).

Pada materi ini siswa mengenal beberapa istilah baru, diantaranya absis dan ordinat. Absis merupakan titik pada sumbu X (horizontal), sementara ordinat merupakan titik pada sumbu Y (vertikal).

Selain belajar menentukan letak titik dari gambar yang tersedia, siswa juga harus bisa menggambarkan titik sesuai dengan instruksi guru dan soal. Misalnya, ada instruksi untuk menggambar dan menghubungkan titik G (-1, 6), H (10, 1), I (14, 6) dan J (10, 11), maka siswa harus bisa melakukannya dengan benar dan baik.

Contoh Soal Matematika SD – Sistem Koordinat

Jika titik B memiliki posisi berikut:

x = 5

y = 7

Maka, posisi titik B dalam sistem koordinat berada di kuadran berapa?

Jawaban: Posisi (5,7) maka kuadran I.

Bila titik M berada di (6, -1), maka titik M masuk di kuadran berapa?

Jawaban: Kuadran 4

Jika titik B berada di (-3, 2), sementara absis merupakan titik pada garis X (titik pada garis horizontal), maka absis titik B adalah?

Jawaban: -3

Gambar titik berikut: G (-1, 6), H (10, 1), I (14, 6) dan J (10, 11). Hubungkan titik G, H, I dan J, maka bangun datar apa yang akan terbentuk?
Jawaban: layang-layang

Demikian pembahasan mengenai materi dan contoh soal Matematika SD (part II). Anda bisa menyimak part I melalui tautan ini. Jika bermanfaat, Anda dapat membagikan artikel ini melalui media sosial untuk membantu lebih banyak orang. Semoga bermanfaat!

Gambar Gravatar
A versatile SEO Copywriter who loves to share valuable information related to business, education, tips, and SEO.