Dampak dari menjalin hubungan dengan orang manipulatif sangatlah merugikan waktu hingga materi. Pelaku biasanya akan melakukan intimidasi untuk dapat menguasai korban. Bahkan terkadang manipulator memanfaatkan target untuk kepentingan pribadi. Tentunya perbuatan ini sangat menjengkelkan dan tidak dapat ditolerir.
Selain itu, memiliki keterikatan dengan orang yang bersifat manipulatif akan menciptakan hubungan yang tidak sehat. Kemudian, dapat juga berpengaruh pada kesehatan mental bagi korban. Jika memiliki hubungan dengan orang yang bersifat demikian, ketahuilah dampak yang akan terjadi sebelum memutuskan untuk terus berinteraksi.
Dampak dari Menjalin Hubungan dengan Orang Manipulatif
Tindakan manipulatif dilakukan seseorang untuk membuat lawan merasa insecure, bersalah dan kebingungan. Sehingga perbuatan ini tidak jauh berbeda dengan bullying yang umumnya terjadi baik secara verbal maupun non verbal. Hal ini tentunya dapat berpengaruh pada diri korban seperti beberapa dampak menjalin hubungan dengan manipulator berikut ini.
1. Tidak Percaya Diri
Akibat sering mendapatkan perundungan, seseorang bisa merasa tidak berdaya untuk melalui berbagai aktivitasnya. Hal ini disebabkan perkataan maupun perbuatan manipulator telah mendominasi pikiran pada korban. Sehingga muncul perasaan rendah diri, insecure dan tidak berguna. Inilah tujuan dari si pelaku agar mereka tampak lebih dominan dari lawan.
2. Dampak Dari Menjalin Hubungan Dengan Orang Manipulatif Memicu Depresi
Tindakan manipulator yang selalu menekan lawan dapat menyebabkan gangguan mental bagi korban. Salah satunya adalah mengalami depresi karena selalu disudutkan, dilecehkan tanpa memiliki kesempatan untuk bisa membela diri. Perbuatan tersebut tentunya dapat menjatuhkan harga diri korban dan menjadikan lawan tidak mampu melihat realitas yang terjadi.
3. Melupakan Hak Diri Sendiri
Mendapatkan intimidasi dan pelecehan dari manipulator sehingga menjadi insecure dan mengalah. Inilah yang diharapkan oleh pelaku agar korban dapat melakukan sesuatu atau memberikan sesuatu yang dimiliki oleh target. Hal tersebut terkadang menjadikan korban lebih mementingkan perasaan dan kebutuhan orang lain daripada diri sendiri.
Tentunya hal ini sangat merugikan karena setiap saat harus diliputi tuntutan dan tekanan dari orang tersebut. Hingga korban lupa untuk memenuhi kebutuhan pribadinya dan lebih banyak mencurahkan segala sesuatu untuk pelaku.
4. Memaksa Diri Menyenangkan Pelaku
Dampak dari menjalin hubungan dengan orang manipulatif adalah merasa stress dan insecure. Hal tersebut terjadi akibat lelah dengan tekanan dari pelaku, terkadang korban melakukan berbagai cara untuk menyenangkan manipulator. Alih – alih agar terhindar dari perbuatan manipulasi, target justru akan menjadi sasaran empuk eksploitasi.
5. Merasa Cemas Secara Berlebihan
Korban yang mengalami serangan dari manipulatif akan cenderung merasa cemas berlebihan. Perasaan ini muncul karena rasa tidak percaya diri akibat tekanan yang dilakukan oleh manipulator. Sehingga korban akan merasa ketakutan tentang penilaian orang lain dan khawatir tidak dapat memenuhi ekspektasi dari orang lain.
Overthinking bisa berpengaruh pada kesehatan mental, mulai dari depresi, bipolar, skizofrenia, hingga penyakit berbahaya yang bisa ditimbulkan seperti serangan jantung, gangguan pada pencernaan dan gangguan fisik lainnya yang dapat muncul akibat rasa cemas yang berlebihan.
6. Dampak Dari Menjalin Hubungan Dengan Orang Manipulatif Membuat Sulit Percaya pada Orang Lain
Hal ini adalah yang paling sulit untuk dihadapi oleh korban yang mendapatkan perlakuan manipulatif. Mendapatkan perlakuan buruk dari pelaku menjadikan seseorang merasa takut untuk percaya pada orang lain. Selain itu, seseorang menjadi tertutup dengan orang lain karena merasa telah dilecehkan atau disudutkan oleh si manipulator.
Dampak dari menjalin hubungan dengan orang manipulatif tentunya bisa merugikan diri sendiri. Selain itu hal ini juga dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik pada si korban. Agar terhindar dari berbagai hal di atas, batasi interaksi secara langsung dengan pelaku.