Saham blue chip? Boleh jadi, sudah tidak asing lagi bagi Anda. Apa sebetulnya saham jenis ini?
Saham blue chip adalah jenis saham terbaik keluaran berbagai perusahaan terbaik pula. Penentuan baik tidaknya perusahaan merujuk pada kinerjanya. Karena itu, sudah menjadi hal pasti bahwa perusahaan yang merilis blue chip saham memiliki kinerja yang tidak diragukan.
Aspek penentu berikutnya, yakni perusahaan sudah mumpuni dalam bursa. Juga memiliki track record serta reputasi yang konsisten jangka panjang. Apa saja saham blue chip recommended di Indonesia?
Rekomendasi Saham Blue Chip Murah
Berangkat dari uraian di bagian sebelumnya, dapat disimpulkan apabila saham satu ini menjadi saham incaran para investor pada bursa. Karena kapitalisasi sahamnya yang sangat besar sekaligus juga sangat likuid, maka saham ini sulit sekali untuk digoreng.
Adapun rekomendasi dari jenis saham ini, sebagai berikut:
1. BBCA
BBCA sebagai kode saham dari bank BCA tergolong sebagai saham blue chip terbaik. Sebab, mempunyai kapitalisasi terbesar di BEI. Maka dari itu, saham ini merupakan saham terbesar yang terdapat di bursa.
Predikat sebagai saham terbesar ini tentu tidak dicapai secara instan. Pasalnya, BCA telah membuktikan kinerja terbaik sekaligus konsisten dalam jangka waktu yang lama. BCA menyabet predikat sebagai bank yang memiliki kapabilitas menghasilkan profit terbaik di Indonesia.
Pertumbuhan kredit dalam bank ini pun cenderung konsisten. Maka dari itu, tidak mengherankan apabila saham dari bank ini menjadi incaran investor.
2. UNVR
Yang kedua, yakni UNVR. Pasti Anda sudah tidak asing dengan UNVR. Benar, merupakan kode saham dari Unilever Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Unilever Indonesia merupakan perusahaan consumer goods yang terbesar serta terbaik di Indonesia. Unilever telah memiliki berbagai merek paling terkenal dalam masyarakat. Antara lain, Rinso dan Royco.
Mengingat pertumbuhan penduduk di Indonesia tergolong besar, brand kuat satu ini diprediksi akan semakin menguat melalui produknya yang diminati. Hal tersebut tidak bisa terlepas dari kinerja perusahaan Unilever Indonesia yang ekstra efisien dalam hal keuangan.
3. BBRI
Saham blue chip yang tidak kalah menarik adalah BBRI. Benar, saham ini tidak lain adalah kode saham milik bank BRI. Sebagai bank yang memperoleh predikat berupa bank yang profitnya paling besar di Indonesia, sahamnya banyak diincar investor.
Dalam kinerjanya, bank BRI fokus untuk menyalurkan berbagai kredit. Termasuk di dalamnya kredit usaha mikro, kecil, serta menengah. Yang mana mayoritas pasar pinjamannya terdapat di Indonesia.
4. TLKM
Berikutnya, yaitu TLKM. Ya, TLKM tidak lain merupakan kode saham milik PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Yang mana TLKM berperan sebagai perusahaan telekomunikasi paling besar yang ada di Indonesia, yang statusnya sebagai BUMN.
Hal yang menjadikan saham perusahaan menarik, yakni pertama karena jaringannya mampu menjangkau hingga daerah pelosok. Hal tersebut secara otomatis akan menjadikan penggunanya mencapai daerah pelosok. Lalu, investasi modalnya tergolong padat.
Selain itu, perusahaan ini pun termasuk sebagai perusahaan yang rajin membagikan dividen kepada investornya. Karenanya, menanggapi hal tersebut, tentunya Anda akan diuntungkan saat menjadi investor.
5. ICBP
Tahukah Anda terkait ICBP? Benar, ICBP adalah kode saham yang dimiliki oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Ya, Indofood merupakan sebuah perusahaan yang memiliki brand kuat di bidang makanan instan, seperti mie yang telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun.
Mengingat populasi di Indonesia semakin bertambah, menjadikan makanan besutan perusahaan ini yang telah memiliki merek kuat sedemikian rupa semakin potensial. Sebab, target konsumennya akan semakin luas. Hal ini membuat pihak perusahaan akan berpeluang besar untuk memperoleh keuntungan lebih tinggi.
Itulah penjelasan mengenai saham blue chip lengkap serta daftar rekomendasi sahamnya. Jadi, saham ini menjadi pilihan favorit di bursa lantaran kepemilikan atas saham-saham tersebut bisa mendatangkan keuntungan investasi secara maksimal. Sekaligus juga meminimalisir kemungkinan risiko investasi yang bisa dihadapi investor.
