Saham Gorengan

Cara Mengetahui dan Tips Menghindari Saham Gorengan

Diposting pada

Boleh jadi, Anda sudah akrab dengan apa itu saham gorengan. Apabila didefinisikan, saham gorengan adalah saham yang mempunyai kualitas tidak baik. Terdapat rekayasa oleh Bandar saham terkait saham tersebut. Dengan tujuan, guna mendapatkan keuntungan jangka pendek.

Pihak Bandar saham yang bisa melaksanakan penggorengan sedemikian rupa seringkali telah mempunyai saham dengan jumlah yang banyak. Bagaimana ciri-ciri dari saham ini?

Ciri-Ciri Saham Gorengan

Terdapat beberapa ciri-ciri yang bisa Anda gunakan sebagai penanda dari saham ini. Yakni:

1. Harga Saham Fluktuatif  Tidak Stabil

Yang pertama, yaitu terkait harganya. Harga yang melingkupi saham jenis ini relatif tidak stabil. Misalnya, ketika hari ini Anda melakukan pembelian terhadap saham tersebut dengan harga X, bisa jadi akan terdapat kenaikan besar beberapa waktu kemudian. Lalu, bisa pula justru mengalami penurunan yang menukik tajam di hari berikutnya.

Hal yang menjadikan saham ini dapat dilelang secara mudah, yakni karena ketika harganya mengalami kenaikan, para investor pemegangnya akan melepasnya secara langsung. Akan tetapi, saat harganya turun secara drastis, implikasinya saham tidak akan laku di bursa.

Baca Ini Juga  Mengenal Kriteria Seleksi Saham Syariah Bagi Investor Pemula

2. Tidak Jelasnya Fundamental Saham

Berikutnya, adalah mengenai tidak jelasnya fundamental saham. Bahkan, yang sering dijumpai, pergerakan keuntungan dari saham ini tidak sejalan sebagaimana kinerja dari fundamentalnya. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Kembali lagi pada hal yang telah dijelaskan sebelumnya. Yaitu, karena untuk saham ini harganya digerakkan oleh pihak Bandar saham. Ketika Anda menjalankan analisis fundamental, bukan tidak mungkin harga saham tetap akan sangat fluktuatif tidak menentu.

3. Kapitalisasi Pasar Kecil

Kapasitas kapitalisasi pasar menjadi aspek yang dipertimbangkan dalam investasi. Anda dapat menilai suatu saham tertentu dari kemampuan kapitalisasi pasarnya. Umumnya, saham normal mempunyai kapitalisasi yang tinggi.

Sementara untuk saham jenis ini relatif memiliki kapitalisasi pasar yang kecil. Pasalnya, kapitalisasi pasar yang kecil ini kemudian menjadikan Bandar saham bisa memainkan harga saham sesuai kehendaknya.

4. Berasal dari Saham Lapis Tiga

Ciri selanjutnya, umumnya saham ini berasal dari saham lapis tiga. Apa itu?   Yakni saham dengan kapitalisasi pasar yang kurang dari Rp500 miliar.

Mengenai harga setiap lembar sahamnya juga cenderung murah. Karena harga yang murah ini, seringkali mendorong para investor untuk membelinya dalam jumlah yang besar. Dengan harapan, agar bisa mendapati return dalam jumlah yang tinggi.

Baca Ini Juga  Yuk Mengenal: Contoh Saham dan Obligasi Secara Mendalam

5. Adanya Bid dan Offer Tidak Wajar

Pada saham jenis ini, ada bid dan offer yang tidak wajar. Sebagaimana diketahui, bid adalah antrian beli saham dalam harga rendah. Sementara offer adalah kebalikannya, yaitu antrian jual saham dalam harga tinggi.

Yang sering ditemukan, saham ini umumnya ditransaksikan pada jumlah yang banyak, tetapi ternyata letak bid serta offernya justru tipis. Bahkan, bisa pula antriannya tidak merata, hingga hanya berjumlah 1 lot setiap harga. Tujuannya, untuk memudahkan pihak Bandar saham dalam menaikkan harga.

Tips Menghindari Saham Gorengan

Mengingat kondisi saham jenis ini yang berpotensi merugikan investor sebagaimana yang telah disebutkan, sebaiknya Anda menghindarinya. Berikut tips yang bisa diterapkan untuk menghindarinya:

1. Rajin Memantau Bursa

Apabila Anda sudah mengetahui apabila ternyata ada suatu saham yang termasuk saham jenis ini, tetapi masih memiliki ketertarikan terhadapnya, sebaiknya Anda terus memantau harganya. Sebab, harganya cenderung sangat fluktuatif dengan pergerakan yang cepat. Saat harga naik, alangkah baiknya untuk segera menjual saham.

Baca Ini Juga  Prediksi Harga Saham SMGR dan Analisanya

2. Memahami Analisis Bandarmologi

Lalu, Anda pun harus memiliki skill analisis bandarmologi. Apa itu? Ya, suatu metode analisis dengan menitikberatkan pada pelaku jual beli saham sebagai objeknya.

Tujuannya, yakni untuk melakukan pendeteksian terkait eksistensi Bandar saham dalam bursa.

3. Membeli Saham Dengan Porsi Secukupnya

Kemudian, dalam rangka meminimalisir risiko, sebagai investor Anda sebaiknya mengalokasikan trading porsi saham ini dengan persentase maksimal 10% dari portofolio dalam bursa. Sangat disarankan untuk tidak mengambilnya dalam jumlah yang banyak.

Alasannya, karena risiko yang melingkupi saham ini dapat lebih besar berlipat ganda apabila dikomparasikan terhadap saham blue chip.

Di atas telah dipaparkan mengenai saham gorengan, lengkap pula bersama ciri-ciri, tips, hingga daftarnya. Melalui penjelasan tersebut, diharapkan dapat menambah wawasan Anda terkait jenis saham ini.