Tahukan Anda apa itu margin dalam bisnis?
Dalam sebuah bisnis, margin merupakan salah satu istilah yang sering digunakan.
Khususnya ketika merencanakan sebuah produk, pasti akan banyak menyebut istilah margin.
Sebenarnya, margin itu apa? Kita akan membahas selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Margin Dalam Bisnis?
Istilah margin dalam bisnis merupakan sebuah perbedaan antara keuntungan dan penjualan sebuah bisnis.
Sebagian orang juga sering menyebut margin dengan profit, karena keduanya memang memiliki arti yang sama.
Gambarannya seperti ini, ada sebuah produk dengan biaya produksi Rp70 ribu.
Kemudian dijual ke konsumen dengan harga Rp100 ribu.
Maka margin atau keuntungan dari setiap produk yang terjual adalah Rp30 ribu.
Data ini penting untuk memudahkan melakukan analisa kedepannya, mengingat dari keuntungan itu nantinya akan digunakan untuk berbagai kebutuhan.
Jika margin penjualan tidak sesuai dengan biaya operasional, bukan tidak mungkin bisnis Anda akan mengalami kerugian.
Jenis-Jenis Margin
1. Margin Kotor
Margin kotor merupakan selisih antara pendapatan total dari penjualan suatu produk dengan biaya produksi.
Selain itu juga bisa diartikan dengan seberapa besar keuntungan yang dihasilkan perusahaan dari penjualan produk sebelum memperhitungkan biaya-biaya lainnya seperti biaya operasional atau biaya administrasi.
Contoh: Misalkan sebuah toko pakaian menjual sebuah jaket seharga Rp100 ribu. Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk membuat jaket tersebut adalah Rp40 ribu. Margin kotor dari penjualan jaket ini adalah Rp60 ribu.
2. Margin Bersih
Margin bersih adalah ukuran profitabilitas yang lebih komprehensif daripada margin kotor, atau seberapa besar keuntungan yang dihasilkan perusahaan setelah memperhitungkan semua biaya, termasuk biaya operasional, biaya administrasi, bunga, dan pajak.
Dengan kata lain, margin bersih adalah keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk.
Contoh: Jika perusahaan yang sama dengan contoh sebelumnya memiliki biaya operasional sebesar Rp20 ribu dan biaya administrasi sebesar Rp10 ribu untuk setiap jaket yang dijual, maka margin bersihnya akan menjadi Rp30 (Rp60 ribu – Rp20 ribu – Rp10 ribu).
3. Margin Laba Operasional
Margin laba operasional, juga dikenal sebagai margin laba sebelum bunga dan pajak (EBIT margin), adalah ukuran profitabilitas yang menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba dari operasi inti bisnisnya.
Dengan sistem ini bisa untuk mengukur persentase pendapatan yang tersisa setelah memperhitungkan semua biaya operasional, biaya administrasi, dan biaya penjualan, tetapi sebelum mempertimbangkan bunga dan pajak.
Contoh: Jika pendapatan total dari penjualan jaket tersebut adalah Rp100 ribu, dan biaya overhead, biaya administrasi, dan biaya penjualan secara total adalah Rp30 ribu, maka laba operasionalnya adalah Rp30 (Rp100 ribu – Rp40 ribu – Rp30 ribu ). Dalam hal ini, margin laba operasionalnya adalah 30%.
Contoh Margin Dalam Bisnis
Dalam sebuah bisnis, margin ini sangat penting untuk memastikan opersional perusahaan berjalan dengan lancar.
Tanpa adanya margin, maka perusahaan tidak bisa mendapatkan keuntungan.
Untuk lebih mudah dalam memahami hal ini, simak contoh kasusnya di bawah ini.
Misalkan sebuah perusahaan menjual produk kaos dengan harga jual per unit Rp100.000.
Biaya produksi untuk setiap unit produk kaos adalah Rp70.000, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead lainnya.
Untuk menghitung margin, kita kurangkan harga jual dengan biaya produksi: Margin = Harga Jual – Biaya Produksi = Rp100.000 – Rp70.000 = Rp30.000.
Dengan demikian, margin per unit produk kaos adalah Rp30.000.
Dari contoh ini, kita dapat melihat bahwa margin memberikan gambaran tentang seberapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan setiap unit produk.
Demikian informasi mengenai apa itu margin dalam bisnis. Pembahasan ini akan memudahkan Anda dalam memahami istilah tersebut dengan lebih jelas.
