Gambar pendukung dalam artikel Cara Meminimalkan Risiko Risiko Bisnis Adalah. hargabelanja.com
Source: Unsplash (@Towfiqu Barbhuiya)

Cara Meminimalkan Risiko Risiko Bisnis Adalah, Ini Pembahasannya!

Diposting pada

Setelah menyimak cara memulai bisnis, tentu rasanya Anda tak sabar untuk segera memulai usaha. Tetapi, ada hal lain yang perlu Anda perhatikan lebih dulu, yakni risk management.

Manajemen risiko adalah upaya untuk mengantisipasi atau me-mitigasi risiko bisnis.

Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai cara meminimalkan risiko risiko bisnis adalah hal yang penting. Tapi sebelum membahas itu, ketahui dulu jenis-jenis risiko bisnis berikut ini.

Apa Saja Macam-Macam Risiko Bisnis?

Gambar pendukung dalam artikel Cara Meminimalkan Risiko Risiko Bisnis Adalah. hargabelanja.com
Source: Unsplash (@Bethany L)

Risiko bisnis adalah hal-hal yang menghambat pencapaian tujuan usaha serta berpotensi menimbulkan kerugian bagi usaha. Risiko tersebut bisa bersifat teknis maupun non-teknis.

Anda sebaiknya tahu caranya mencegah dan meminimalisir berbagai risiko tersebut. Tapi, kendatipun mempelajari cara meminimalkan risiko risiko bisnis adalah hal yang krusial, namun Anda juga perlu mengetahui apa saja jenis risiko bisnis.

Hal ini agar Anda dapat menyusun rencana penanggulangan yang tepat untuk setiap risiko. Jenis risiko bisnis ada banyak jumlahnya. Hal ini tergantung pada bagaimana risiko diklasifikasikan.

Menurut sumbernya, risiko bisnis terbagi ke dalam dua macam, yakni risiko internal dan eksternal. Adapun bentuk risiko bisnis bermacam-macam, diantaranya ada risiko politik, geologis, harga, penawaran dan permintaan, pembuatan, keamanan, dan lain sebagainya.

Berikut dijelaskan dua jenis risiko secara umum dan sebagian bentuk risiko bisnis.

Menurut Sumbernya

Risiko Internal

Risiko internal adalah risiko yang timbul dari dalam. Contohnya seperti risiko arus kas, kelancaran pasokan bahan baku dan sebagainya.

Risiko Eksternal

Risiko eksternal adalah risiko yang timbul dari luar. Contohnya seperti bencana alam, perubahan persaingan, perubahan peraturan, dan sebagainya.

Berbagai Contoh Risiko Bisnis

Risiko Pasar

Risiko pasar adalah jenis risiko bisnis yang biasanya dipicu oleh dinamika pasar yang bersifat makro. Contohnya ketika Anda membuka usaha makanan rice bowl rumahan. Lalu, Anda menawarkan menu ayam kecap yang saat itu menjadi tren dan diburu banyak orang. Tetapi, kemudian muncul menu baru yang menjadi favorit orang-orang, yakni menu ayam lada hitam.

Dalam hal ini, perubahan pasar berdampak negatif pada bisnis Anda. Anda mungkin sudah membeli bahan baku dalam jumlah cukup banyak untuk membuat menu ayam kecap, ternyata trennya sudah bergeser ke menu lain.

Oleh karena itu, sebaiknya ketahui dulu apa saja yang perlu diperhatikan untuk memulai bisnis dari nol. Atau dalam hal ini jika Anda ingin merintis usaha rice bowl rumahan, maka Anda perlu tahu bagaimana kiat menjalani bisnis rice bowl tersebut.

Risiko Produksi

Risiko produksi adalah hal-hal yang dapat menghambat proses produksi. Dengan demikian, perusahaan tidak bisa menghasilkan produk yang berkualitas optimal atau bahkan tidak bisa menghasilkan produk sama sekali.

Bila perusahaan gagal menghadapi risiko tersebut, maka hal ini dapat berimbas pada ketidakpuasan konsumen dan menurunnya omzet.

Baca Ini Juga  Kumpulan Contoh Soal Pantarlih Dan Jawabannya

Pelanggan yang kecewa pun mungkin akan memberikan review buruk tentang produk Anda.

Risiko Sumber Daya Manusia

Risiko ini berkaitan erat dengan sumber daya manusia alias orang-orang yang bekerja di perusahaan Anda. Dikutip dari BukaWarung, bentuk risikonya bermacam-macam seperti kesalahan yang dilakukan staf marketing, sikap malas dari staf finance, dan sebagainya.

Risiko Finansial

Risiko finansial adalah kerugian yang dapat diukur dengan uang (bersifat moneter). Risiko ini bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Contohnya bisa berupa arus kas yang terganggu, hilangnya modal usaha, klien tidak mau bayar, dan sebagainya.

Risiko Lingkungan

Bila bisnis Anda bergerak di bidang yang berkaitan dengan lingkungan, maka bisnis Anda tidak dapat lepas dari yang namanya risiko lingkungan. Contohnya adalah pencemaran air, tanah, dan udara yang ditimbulkan perusahaan Anda.

Biasanya hal ini terjadi karena strategi bisnis kurang mapan, manajemen risiko yang buruk, atau sistem perusahaan yang kurang baik.

Risiko Operasional

Risiko operasional menyangkut hal-hal yang diakibatkan oleh kegagalan dalam mengelola bisnis yang berkaitan dengan kegiatan operasional sehari-hari. Contohnya seperti server error, kegiatan operasional yang tidak berjalan efisien, dan sebagainya.

Risiko Legal dan Kepatuhan

Risiko bisnis yang berikut ini biasanya ditimbulkan oleh tuntutan dari pihak lain karena pihak tersebut mencium adanya pelanggaran hukum. Contohnya adalah wanprestasi, pelanggaran hak cipta, melanggar undang-undang, dan sebagainya.

Untuk meminimalisir risiko ini, Anda perlu membuat kontrak secara hati-hati. Begitu pula saat menandatangani kontrak kerjasama dengan pihak lain, Anda harus mempelajari dulu isinya. Jangan langsung tanda tangan ya!

Itulah beberapa bentuk risiko bisnis. Itu belum semuanya lho, masih ada banyak lagi risiko bisnis yang belum dibahas disini. Anyway, sekarang Anda sepakat bukan bahwa memahami cara meminimalkan risiko risiko bisnis adalah hal yang penting. Mantap, sekarang ayo lanjut ke bahasan berikutnya.

Cara Meminimalkan Risiko Risiko Bisnis Adalah

Gambar pendukung dalam artikel Cara Meminimalkan Risiko Risiko Bisnis Adalah. hargabelanja.com
Source: Unsplash (Kelly Sikkema)

Sudah kita ketahui bahwa mengetahui cara meminimalkan risiko risiko bisnis adalah hal yang penting. Maka langsung saja kita simak beberapa cara mengantisipaainya yang dihimpun dari berbagai sumber berikut ini.

1. Identifikasi Risiko Bisnis

Langkah awal dalam cara meminimalkan risiko risiko bisnis adalah mengidentifikasi risiko bisnis itu sendiri. Maksudnya, Anda perlu mengenali. terlebih dulu risiko apa saja yang mengancam kegiatan usaha Anda.

Apakah risiko kelancaran supply bahan baku, resiko harga, atau risiko yang lainnya?

Kenali dulu risiko bisnis Anda, baru kemudian lanjut ke langkah berikutnya.

2. Menilai Tiap Risiko Dan Buat Prioritas

Misalnya terdapat beberapa risiko bisnis yang mengancam usaha Anda, seperti risiko harga dan risiko keamanan. Maka, hal yang perlu Anda lakukan selanjutnya adalah menilai tiap risiko untuk membuat prioritas (mana yang perlu didahulukan).

Setelah menilai tiap risiko, urutkanlah berdasarkan peluang terjadinya, dan buatlah skala prioritas. Anda bisa menggunakan berbagai macam pendekatan, salah satunya mengurutkan dari “yang paling mungkin terjadi” sampai ke “yang kecil kemungkinannya terjadi”.

Baca Ini Juga  Apa Saja Cara Supaya Mahir Public Speaking?

Bisa juga menggunakan konsep / pendekatan yang kedua, yakni mengurutkan dari besarnya dampak yang dihasilkan. Jadi, risiko yang berpotensi menghasilkan kerugian paling besar dijadikan prioritas, sementara yang lainnya dimasukan kategori non-prioritas.

Mengutip Investopedia, jika menggunakan konsep yang pertama (mengurutkan berdasarkan peluang terjadinya), maka Anda perlu ekstra hati-hati membuat skala prioritasnya. Salah-salah nanti malah Anda menempatkan risiko kritikal di akhir daftar hanya karena peluang terjadinya kecil.

Risiko kritikal adalah risiko yang apabila terjadi menimbulkan dampak paling signifikan pada kegiatan usaha. Tipsnya, apabila Anda menemukan risiko yang peluang terjadinya kecil, namun berpotensi menghasilkan kerugian finansial yang lebih besar (dibandingkan risiko yang peluang terjadinya lebih tinggi), maka sebaiknya Anda menempatkan risiko tersebut sebagai “risiko kritikal atau berprioritas tinggi”, meskipun peluang terjadinya rendah.

3. Menyusun Rencana Penanggulangan

Langkah selanjutnya dalam cara meminimalkan risiko risiko bisnis adalah menyusun rencana penanggulangan untuk setiap risiko. Utamakan langkah preventif dan mitigasi untuk risiko kritikal terlebih dahulu.

Rencana penanggulangan adalah rencana yang mencakup hal-hal yang  perlu Anda siapkan dan lakukan untuk mencegah maupun menghadapi suatu risiko.

Salah satu caranya bisa diwujudkan dengan cara membeli asuransi. Melalui cara ini, Anda bisa “berbagi” risiko bisnis dengan perusahaan asuransi. Anda bisa mengasuransikan aset perusahaan, kesehatan pekerja / karyawan, dan sebagainya.

Selain itu, Anda juga bisa mengimplementasikan standar keamanan guna mencegah kecelakaan kerja atau menyesuaikan usaha dengan modal dan permintaan pasar.

4. Jangan Tergesa-gesa Mengambil Keputusan

Selanjutnya yang tak kalah penting dalam cara meminimalkan risiko risiko bisnis adalah tidak terburu-buru mengambil keputusan.

Pertimbangkan baik-baik untung rugi yang berpotensi dihasilkan keputusan bisnis tersebut. Agar tidak salah mengambil keputusan buatlah daftar risiko mirip seperti yang dijelaskan dalam poin nomor 2 di atas.

Ingat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti minat pasar yang berubah, perkembangan teknologi, suplai bahan baku yang tidak terjamin, dan sebagainya.

Dengan menyusun daftar risiko setiap keputusan, Anda bisa menilai apakah keputusan tersebut layak untuk dilakukan atau tidak. Jika usaha belum dimulai sama sekali, maka Anda bisa melakukan studi kelayakan usaha untuk mengukur risiko dan kelayakan bisnis tersebut untuk dijalankan.

5. Transformasi

Mengutip Investopedia, jika bentuk usaha Anda berupa bisnis sendiri (sole-proprietorship), ada baiknya Anda mengubahnya menjadi korporasi (perusahaan) atau PT (Perseroan Terbatas). Dengan struktur ini, Anda tidak bertanggungjawab secara pribadi terhadap liabilitas perusahaan.

Liabilitas sendiri merupakan sesuatu (bisa berupa uang, jasa, barang atau manfaat ekonomi lainnya) yang dipinjam perusahaan untuk kebutuhan bisnis dan harus dibayar di masa depan.

Apabila usaha Anda berupa sole-proprietorship, maka liabilitas perusahaan dibebankan pada Anda sebagai pemilik usaha.

Baca Ini Juga  20 Gaji PT Banshu Electric Indonesia

6. Monitor dan Evaluasi Secara Berkala

Jangan lupa untuk memantau (monitor) dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan strategi bisnis dan rencana penanggulangan yang telah disusun.

Dengan demikian, Anda bisa menilai rencana atau strategi mana yang telah bekerja dengan baik, mana yang perlu diperbaiki, dan mana yang perlu dihentikan.

Lakukan audit secara menyeluruh untuk mengetahui apakah kegiatan usaha sudah berjalan  sesuai dengan yang direncanakan dan apakah terdapat kesalahan yang menghambat perkembangan bisnis Anda.

Anda juga bisa menggunakan hasil evaluasi untuk menerapkan ide-ide segar nan kreatif yang dinilai dapat mendorong kemajuan bisnis.

7. Kenali Partner atau Rekan Bisnis Anda Dengan Baik

Selain itu, Anda juga perlu mengenali partner atau rekan bisnis Anda dengan baik. Saat ingin menggaet partner bisnis, coba cari tahu apakah visi misinya sejalan dengan Anda atau tidak.

Begitupun saat ingin membuka pintu untuk karyawan baru, upayakan untuk mempelajari karakter dan skillnya terlebih dulu. Cari tahu apakah orang tersebut cocok dengan visi misi perusahaan Anda.

8. Tingkatkan Kualitas Produk dan Customer Service

Reputasi yang baik merupakan hal krusial dalam meminimalkan risiko bisnis. Salah satu cara melakukannya adalah dengan meningkatkan kualitas produk dan customer service perusahaan Anda.

Rutinlah menguji dan mengupgrade produk Anda agar tidak mengecewakan konsumen. Jangan lupa mengevaluasi proses pengujian dan upgrade tersebut secara rutin.

9. Hindari Bekerjasama dengan High-Risk Customer

Tidak memaksakan diri untuk bekerja sama dengan high-risk customer termasuk salah satu cara meminimalkan risiko risiko bisnis. Contoh high-risk customer adalah pembeli yang tidak bersedia mentransfer pembayaran via PayPal. Padahal, itu adalah metode pembayaran yang didukung oleh perusahaan Anda.

Hindari pula customer yang berniat jahat, misalnya ingin menjatuhkan perusahaan Anda dengan cara memberikan review buruk. Catatan, review buruk bukanlah masalah apabila disampaikan oleh customer yang jujur. Review buruk menjadi masalah apabila datang dari customer yang memang sengaja atau berniat untuk merusak reputasi Anda. Sebaiknya hindari customer seperti ini.

Demikian pembahasan mengenai risiko bisnis. Dapat dipahami bersama, bahwa mengetahui cara meminimalkan risiko risiko bisnis adalah hal yang penting bagi seorang pengusaha.

Tetapi, perlu diketahui juga bahwa daya tahan setiap perusahaan terhadap risiko bisnis berbeda-beda. Sebagian dapat bertahan, sementara lainnya kolaps saat menghadapi risiko.

Jadi, ukur secara serius kemampuan perusahaan Anda terhadap tiap risiko bisnis dan buatlah strategi atau manajemen risiko yang efisien sesuai dengan kondisi perusahaan Anda agar usaha bisa terus bertahan.

Gambar Gravatar
A versatile SEO Copywriter who loves to share valuable information related to business, education, tips, and SEO.